Rabu, 20 Februari 2019

MAKALAH AKHLAK TASAWUH TENTANG RIDHA

MAKALAH AKHLAK TASAWUH
“MERASA PUAS” (RIDHA)
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Akhlak Tasawuh
Dosen Pengampu:sholihin,M.Pd.I

Disusun Oleh:
Farin Wahyu Eka Saputri
Sabitati
Suci Mutia
Susanto Adi Saputra

Kelas:A
JURUSAN EKONOMI SYARIAH (Esy)
FAKULTAS EKONOMI  DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
2018/2019 M



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatuallahi wabarakatuh.
            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak Tasawuh yang berjudul “Merasa Puas (RIDHA)”ini.
            Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak,sehingga dapat melancarkan proses pembuatan makalah ini.Oleh sebab itu,penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penukis dalam pembuatan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.Terima kasih.
Wallahul muafiq illa aqwamittoriq
Wassalamu’alaikum warahmatuallahi wabarakatuh.

Metro,22 September 2018       
                                                                                                   Penulis

                                                                                                          (Kelompok IX)





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUN
           a.  Latar Belakang....................................................................................... 1
           b. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
           c. Tujuan Penulis........................................................................................ 1
BAB II EMBAHASAN         
     a. Pengertian Ridha.................................................................................... 2     
     b. Karakteristik Sikap Ridha...................................................................... 3
     c.  Bentuk Prilaku Ridha............................................................................. 5
     d. Nilai positif prilaku ridha....................................................................... 6
BAB III PENUTUP
     a. Kesimpulan............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAH
   A.  Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah menjalankan perintah dan menjauhi larangannya baik cara yang dilakukan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah serta dapat cobaan yang membuat mereka semakin dekat kepada Allah atau menjauh darinya dalam kondisi tersebut manusia harus menyadari bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah tidak akan melebihi batas kemampuannya Terkadang manusia beribadah kepada Allah hanya untuk mencari dunia semata tanpa didasari oleh sikap ikhlas dan Ridha kepada Allah sedemikian pentingnya kedudukan ikhlas dan Ridha dalam amal ibadah Sehingga dalam Alquran sendiri sebagai sumber utama dalam ajaran Islam terdapat banyak ayat yang membicarakan masalah ikhlas dan Ridha dalam berbagai aspeknya Oleh karena itu sesuai dengan tema yang telah ditentukan kajian dalam tulisan ini akan berupaya memaparkan konsep Ridha.

  B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat pendapat penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian ridha?
2.      Bagaimana karakteristik sikap Ridha ?
3.      Apa saja bentuk perilaku Ridha?
4.      Apa saja nilai positif Ridha?

  C.  Tujuan penulisan     
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk memahami pengertian ridha.
2.      Untuk memahami karakteristik sikap ridha.
3.      Untuk memahami bentuk perilaku Ridha.

BAB II
PEMBAHASAN
    A. Pengertian Ridha
Secara etimologi kata ridha merupakan ism masdar dari kata radhya-yardha yang berarti puas,rela hati,menerima dengan lapang dada atau pasrah terhadap sesuatu.Ridha menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan allah swt baik berupa hukum(leraturan-peraturan)maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.orang yang mempunyai sikap ridha,akan dapat merasakan nikmat yang allah SWT berikan[1].Beberapa pengertian ridha menurut para ahli yaitu:
Ø Wjs purwadarminta
Dalam Kbbi diartikan rela,suka,dan senang hati.sedangkan secara istilah yaitu perasaan lega atau kepuasan seseorang terhadap hasil prestasi yang diraihnya atau keputusan yang diberikan eleh allah swt sebagai takdirnya,dan atau pihak lain yang harus diterima sesuai prinsip keadilan.
Ø Imam gozali
Ridha yaitu segala keputusan allah swt yang merupakan puncak dari keindahan akhlak.
Ø Ibnu ‘atha
Mengatakan bahwa ridha ialah ketentraman hati dengan pilihan allah yang qadim atas hambanya,sebab allah tidak memilih bagi hambanya kecuali yang terbaik maka ridha kepadanya.
Ø Abu bakar ibn thahir
Mengatakan bahwa ridha adalah mengeluarkan rasa tidak senang dari dalam hati sehingga tidak ada lagi perasaan selain rasa senang dan gembira.
Orang yang berhati ridha pada Allah juga memiliki sikap optimis,lapang dada, kosong hatinya dari dengki, selalu berprasangka baik, bahkan lebih dari itu, yaitu memandang baik, sempurna, penuh hikmah, semua yang terjadi semua sudah ada dalam rancangan, ketentuan Allah. Berbeda dengan orang-orang yang selalu membuat kerusakan di muka bumi ini, mereka selalu ridha apabila melakukan perbuatan yang Allah haramkan, dalam hatinya selalu merasa kurang apabila meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini mereka perbuat, dengan kata lain merasa puas hati apabila aktivitas hidupnya bisa membuat risau, khawatir, dan selalu mengganggu terhadap sesamanya. Semuanya itu ia lakukan karena mengikut hawa nafsu yang tanpa ia sadari bahwa sebenarnya syaitan telah menjerat dirinya dalam perbuatan dosa[2].

     B. Karakteristik Sikap Ridha
Pendapat para ahli hikmah,ridha dikelompokan menjadi 4 tingkatan,yaitu:
1.      Ridha kepada Allah SWT
Ridha kepada Allah swt ,berarati menerima dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah tuhan sekalian alam yang harus kita sembah dan tidak menyekutukan-Nya.
2.      Ridha apa yang datang dari Allah
Yaitu ridha baik dalam bentuk perintah maupun larangan, kalau itu datangnya dari Allah, maka kita harus menerimanya dengan sepenuh hati. Apabila seseorang tidak ridha kepada apa yang datang dari Allah berarti ia benci kepada Allah.
3.      Ridha kepada agama Allah swt
Ridha kepada Allah swt,berarati menerima sepenuh hati agama allah swt yang berisi aturan-aturan yang harus kita laksanakan dengan sepenuh hati dan larangan-larangan yang harus kita tinggalkan dengan penuh keikhasan.
4.      Ridha pada Qoda dan Qodar
Ada sebuah kisah dari Ali bin Abi Thalib yang menerangkan tentang ridha terhadap taqdir Allah, yaitu :
“Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnu-dzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
Dalam suatu kisah Abu Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka. “Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha.
Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasiapapun.
Itulah ketiga kelompok ridha menurut baitul hikmah, namun ada beberapa pendapat mengatakan ridha kepada perintah orang tua juga ridha kepada peraturan atau Undang-undang negara[3].

C. Bentuk Prilaku Ridha
Adapun bentuk prilaku ridha yang dapat kita wujudkan dalam prilaku yaitu sebagai berikut:
1.       Sabar dalam melaksanakan kewajiban hingga selesai dengan kesungguhan usaha atau iktiar dan penuh tanggung jawab.
2.       Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain dan tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya.
3.       Senantiasa bersyukur atau berterima kasih kepada allah swt,atas segala nikmat pemberian-nya.Hal ini adalah upaya untuk mencapai tingkat tertinggi dalam perbaikan akhlak.
4.       Tetap beramal saleh (berbuat baik) kepada sesama sesuai dengan keadaan dan kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan sosial,kerja bakti, dan membantu orang tua dirumah dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
5.       Menunjukan kerelaan atau ridha terhadap diri sendiri dan tuhannya dan juga ridha terhadap kehidupan takdir yang berbentuk nikmat maupun musibah,dan terhadap perolehan rizeki atau karunia Allah swt.
6.       Mampu mengambil hikmah dari segala ketentuan allah swt,agar kita tidak mudah menyerah dan putus asa.
7.       Rela menerima setiap takdir yang sudah ditentukan allah dan berkeyakinan bahwa dibalik takdir baik maupun buruk tersimpan rahasia dan hikmah yang berharga.
Ridha kedudukannya lebih tinggi daripada sabar. Karena ridha lebih berat dalam prakteknya. Seseorang mungkin bisa bersabar ketika mendapat musibah, tapi sangat sedikit yang bisa ridha. Seseorang mampu bersabar meskipun mendapat musibah yang berat, dia mampu mengekang dirinya untuk tidak menangis dengan menjerit, berteriak dan lain sebagainya. Akan tetapi sangat sedikit orang yang mampu untuk merasakan senang dan bersukur dan menganggap segala keputusan Allah adalah yang terbaik.
Oleh karena itu Umar bin Khattab berkata: “ jika engkau mampu meraih ridha maka raihlah dan apabila tidak mampu maka bersabarlah.”
Ibnu Tamimiyah juga berkata:” ridha yang wajib adalah kedudukannya setara dengan sabar yaitu ridha bagi pemula. Adapun ridha tingkat tinggi adalah ridha yang mengandung ketenangan jiwa yang sempurna.”[4]

D. Nilai Positif Perilaku Ridha
Rida merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sikap ridha :
1.       Menciptakan suasana batin yang puas, lega, bahagia
2.       Membawa ketentraman jiwa dan kesejahteraan rohani
3.       Menghilangkan kebencian
4.       Mendorong memikir positif
5.       Mendorong pelakunya beramal sholeh
6.       Akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. (surga) karena ia selalu ingin mendapat ridlo dari Allah SWT
Syeh Abdul Qadir Jailani menandaskan bahwa ridha akan meringankan hidup manusia, membuat tenang, tentram, menghilangkan rasa gundah, capek, dan kegelisahan.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Bedasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa ridha adalah salah satu akhlak terpuji yang memiliki pengertian menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan allah swt.Ridha menurut baitul hikmah dikelompokkan menjadi 4 yaitu ridha kepada allah,ridha apa yang datang dari allah,ridha kepada allah Swt dan ridha pada qodo’ dan qodar allah.Bentuk prilaku ridha salah satunya yaitu rela menerima setiap takdir yang sudah ditentukan allah dan berkeyakinan bahwa dibalik takdir baik maupun buruk tersimpan rahasia dan hikmah yang berharga.selain itu prilaku ridha juga terdapat nilai positifnya,seperti menghilangkan kebencian,menciptakan suasana batin yang puas,lega dan bahagia.kita juga perlu untuk membiasakan ridha dalam kehidupan sehari-hari kita,namun tidak semudah membalikan telapak tangan karena semua itu memerlukan proses yang bertahap.










DAFTAR PUSTAKA

Drs.Totok Jumanjoro.M.A. Kamus Ilmu Tasawuh : hal 54
Amin Munir Samsul. Ilmu Tasawuh : (Jakarta : hal 175)
Azra Azyumardi.Ensklopedi Tasawuf . (Bandung : Angkasa.2008)





[1] Azyumardi azra Ensklopedi Tasawu,(Bandung,Angkasa,20089),cet 1,hal 1013
[2] Samsul Munir Amin,Ilmu Tasawuh,(jakarta:hal 175
[3]Drs.Totok Jumanjoro.M.A. kamus ilmu tasawuh,hal 50
[4] Drs.Totok Jumanjoro.M.A. kamus ilmu tasawuh,hal 54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang       Pengajaran hak asasi manusia di perguruan tinggi di Indonesia hingga saat ini masih san...